Seperti
kita ketahui bahwasanya media massa terbagai dalam dua kategori besar, yaitu,
media massa cetak, media massa elektronik. Adapun media baru yang mendapat
tempat di masyarakat Indonesia akhir-akhir ini yaitu internet sebagai new
medium at the communication age.
Mulanya
hanya catatan
Pada
perkembangan awal, kegiatan reportase, tulis menulis atau aktifitas jurnalistik
dikenal sebagai acta diurna, dalam pengertian harfiah berarti kegiatan untuk
menuliskan dan mewartakan kegiatan senat yang berlangsung pada masa Julius
Caesar, sekitar abad 15. Kini, berabad lampau setelahnya, jurnal harian yang
ditulis seorang diurnarii atau wartawan tersebut telah mengalami perubahan signifikan
sesuai perubahan zaman yang menyertainya.
Aktifitas jurnalistik tersebut dapat di lihat
dalam beberapa aspek. Pertama, dari proses pengumpulan. Forum redaksi yang
biasanya diselenggarakan, merupakan proses awal sebelum peliputan ke lapangan.
Dalam forum tersebut, segenap awak redaksi, baik top management sampai lower
management, berdiskusi mengenai issue aktual yang akan di sajikan dalam tiap
edisi.
Lantas, setelah terjadi kesepakatan mengenai tema
apa yang akan ‘dihidangkan’ pada khalayak para awak redaksi terjun ke lapangan
menurut job description-nya masing-masing. Wartawan
sebagai subjek utama dari kegiatan jurnalistik. Secara struktur, pengumpulan
berita melalui proses koordinasi antara wartawan sebagai garda utama redaksi
dengan staf redaksi yang berada di meja institusi yang ada di belakangnya.
Kalau
diurutkan susunannya sebagai berikut : Pimpinan Redaksi - Redaktur Pelaksana -
Koord. Liputan - Wartawan.
Dalam tataran media cetak, wartawan adalah subjek
primer yang berhubungan langsung dengan sumber berita. Lalu, subjek struktural
diatasnya bertanggungjawab secara redaksional dan secara institusi apabila ada
berita yang dianggap mencemarkan atau membuat itikad yang kurang baik di benak
pembaca. Redaksi harus menyediakan hak jawab dan hak koreksi apabila ternyata
telah melakukan kekeliruan.
Proses penyajian pada media cetak pada umumnya
menggunakan tampilan grafis yang tergolong simple atau sederhana, terlebih
media-media formal yang ada. Coba Anda bandingkan media nasional seperti Koran
Kompas, Koran Tempo, Pikiran Rakyat dll. Terlihat sederhana bukan? Tipografi
yang dikedepankan adalah kesederhanaan.
Hal ini ditujukan dalam pembentukan karakteristik
bahasa visual, mulai dari penempatan huruf yang terlihat simple, elegan, serta
eye catchy, kolom dan tekstur yang tertata supaya terlihat lebih familiar dan
mudah terbaca oleh kebanyakan orang. Copywriting, atau mengenai aspek tulisan
dan karakter gaya yang ditawarkan kepada khalayak tergantung kepada ideologi
dan latar belakang media itu sendiri. Ada yang tersurat baku layaknya pelaporan
resmi, ada yang bercerita dengan tuturan manusiawi sederhana sehingga mudah
diserap, ada juga yang ngejelimet, penuh kontemplasi dan bikin otak mengkerut.
And
then electricized
Seperti
halnya media cetak, pola-pola dasar jurnalistik dalam mencari, mengolah suatu
fakta menjadi berita tidak jauh berbeda. Hanya, proses penyajianlah yang
mendapat proporsi berbeda.
Cyber
medium and the age of journalism
Sebagai
salah satu perwujudan revolusi ketiga setelah revolusi industri dan pertanian,
revolusi informasi merupakan kelanjutan dinamika kehidupan manusia dari
penggunaan otot serta mesin menjadi optimalisasi otak serta ide-ide kreatif.
Dan akhirnya hadirlah suatu bentuk media penyampai informasi berupa internet
setelah beragam inovasi dilakukan dalam menyampaikan suatu message kepada
publik. Akhirnya, masyarakat pun mendapat wahana baru dalam memperoleh
pengetahuan.
Cyber
media adalah medium komunikasi massa melalui media world wide web dalam sebuah
ruang dan waktu yang bernama dunia maya. Hal ini merupakan paradigma baru dalam
perkembangan media massa yang mampu mentransformasikan metode interaksi
informasi pada perkembangan masa sekarang dan akan datang.
Cyber
media memiliki sifat utama yaitu, tak kenal batas (borderless), tak kenal waktu
(timeless), seketika (real time), serta kecepatan waktu (high speed). Hal
tersebut merupakan salah satu keuntungan media cyber dibanding dengan media
konvensional lainnya seperti media-media cetak.
Pada
umumnya, proses pencarian berita atau sistem kerja media cyber tidak jauh
berbeda dengan media konvensional seperti koran, majalah dan sejenisnya yang
merupakan sarana penyalurkan konstruksi pesan dari komunikastor kepada
komunikan. Ada proses kerja seperti peliputan oleh wartawan ke lapangan dengan
koodinasi melalui koodinator liputan, lalu masuk ke meja redaksi menghadap
redaktur pelaksana yang berada dalam struktur lapis kedua dalam bidang redaksi.
Selanjutnya,
proses kebijakan laik-tidaknya suatu karya jurnalistik dalam media on-line
diputuskan dalam suatu forum redaksi beserta kebijakan yang berada dalam
tanggungjawab pimpinan redaksi. Lalu, bangunan fakta merujuk seluruh kepada
sistem pesan-pesan yang dipilih, diproduksi, diolah, dan akhirnya di siarkan
oleh source melalui media serba-cepat ini hingga mampu diterima serta
ditanggapi oleh sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen serta anonim dengan
kedipan mata.Namun, dalam media on-line seperti ini proses pencarian,
pengolahan, dan penyajian berita berlangsung cepat sekali.
Mengenai
Pola komunikasi
Pesan
yang sama dapat diterima secara serentak, sesaat, dan cepat. Pada umumnya,
media cyber memiliki karakteristik komunikasi yang beragam, bisa satu arah (one
way communication) maupun dua arah (two way communication). Tetapi biasanya
tergantung dari kebijakan owner web tersebut. Karena sasarannya pun bersifat
global. Biasanya, komunikasi yang terjadi dalam sebuah situs bisa bersifat dua
arah dimana komunikator (owner) dan komunikan (pengakses internet) bisa saling
berinteraksi secara langsung tanpa perlu birokrasi dan biaya yang berlebih. Si
komunikan dapat menanggapi informasi yang ada dan tampil pada halaman situs
tersebut secara langsung, melalui halaman pembaca atau kolom opini yang
tersedia.
Lahan
Media
cyber akhir-akhir ini merupakan suatu lahan industri bagi dunia jurnalistik.
Didalamnya dapat tercipta informasi, suplemen, konsultasi, info publik, iklan,
dan tentunya lapangan kerja baru dibidang jasa informasi. Perkembangan
menunjukkan, bahwa dari waktu ke waktu pengguna internet terus bertambah. Coba
tengok data global centre perusahaan jasa keamanan internet yang menangani
server situs menunjukan bahwa sampai Februari 2000 saja tercatat pengunjung
situs 8 juta orang per harinya. Lima tahun dari tahun tersebut, angka pengguna
melonjak signifikan, pasti!
Kemasan
Dalam
cyber, deadline suatu produk jurnalistik berupa ‘berita’ merupakan tampilan
paling depan, dan menu serta sub-menu informasi yang dibutuhkan khalayak di
letakkan sebelah pinggir berita utama. Seperti Home page berita hari ini dengan
berita terkininya, arsip informasi lainnya pun tak kalah penting. Menu-menu
informasi disajikan secara teratur dan tersusun sistematis tinggal di klik.
Tampilan halaman cyber berbeda dengan media
konvensional. Dalam tampilan halaman media konvensional, audience harus
bersusah payah membolak-balik halaman untuk memperoleh informasi yang
diinginkannya, sedangkan, pada tampilan halaman cyber kita praktis tinggal
mengkliknya saja. Dan waktu akan lebih efisien dengan adanya fasilitas search
engine, dimana kita tinggal mengetik tema berita yang diinginkan, lalu, setelah
ditemukan kita tinggal memilih tema-tema yang telah tersaring. Cyber juga
memilki kemasan grafik yang lebih menarik bahkan dinamis ketimbang pada media
konvensional. Hal tersebut dapat dilihat pada aspek pengorganisasian
unsur-unsur seperti titik, garis, rupa, tekstur, warna, dan nada ke dalam suatu
struktur dan bentuk yang menyatu, teratur, serta bermakna lebih ketimbang pada
tampilan media konvensional. Tampilan dan perwajahan cyber media memberikan
nilai plus yang lebih menarik bagi first impression audience.
Berbicara mengenai nilai lebih : Periklanan via
media konvensional.
Media
konvensional meletakkan perwajahan sebagai hal yang utama selain bobot isi yang
ditampilkan, sehingga rata-rata bentuk lay out pada media konvensional ini
cukup bagus, baik, serta kreatif. Sedangkan salah satu segi kelemahan dari
media ini, pertama, wujud fisik cepat usang dibandingkan dengan bentuk media
kontemporer seperti cyber. Sehingga keberlangsungan karya jurnalistik akan
sangat minm. Lalu, apabila kita akan mencari suatu topik atau iklan tertentu
harus dicari secara teliti dan teratur, hal ini berpengaruh pada individu yang
mempunyai mobilitas yang tinggi.
Informasi
yang disajikan dalam media cetak adalah berita yang telah terjadi dan sampai
kepada para audience yang sudah naik cetak pada masa produksi, sehingga apabila
ada berita yang lebih aktual serta krusial setelah masa produksi berlalu maka
peristiwa tersebut tidak akan termuat. Lain halnya dengan situs, berita termuat dalam
halaman web dapat di perbaharui dengan seketika. Lantas, berita pun akan
terpublikasikan ke seluruh dunia dengan secepat-cepatnya (sesuai dengan salah
satu esensi jurnalistik). Kelemahan
lainnya, yaitu, media (cyber) ini bisa di salahgunakan oleh siapa saja dan
dapat dikacaukan untuk maksud tertentu karena tidak ada limitasi bagi penguna
yang dapat mengakses hal tersebut, sehingga sangat berbahaya bagi perkembangan
psikologis pengguna jasa cyber yang berada di bawah umur apabila tidak mendapat
dampingan serta proteksi orang yang lebih dewasa.
Komentar
Posting Komentar