Emma Poeradiredja, Tokoh Sumpah Pemuda Penyaksi Tiga Zaman

Emma Poeradiredja diantara keluarga besarnya di Bandung. P erempuan adalah darah dan nyawa sebuah peradaban bukanlah hal yang berlebihan. Adalah Emma Poeradiredja sosok wanoja asal Tanah Pasundan yang turut menjadi pelaku dan saksi berdirinya republik Indonesia dalam tiga babakan zaman ; revolusi, rezim Sukarno, hingga Suharto. Lahir dan besar dalam keluarga priyayi tidak serta merta menjadikannya sosok manja dan menerima segala keistimewaan kelas menengah feodal di zamannya. Sebagai salah editor Balai Pustaka dan Redaktur Kepala untuk bahasa Sunda pada Pustaka Rakyat, sang ayah Raden Kardata Poeradiredja dengan istri  Nyi Raden Siti Djariah  membesarkan Emma beserta saudaranya dalam lingkungan yang memprioritaskan pendidikan. Tak heran saudara Emma seperti Haley Koesna Poerairedja menyabet Community Leader dari The Ramon Magsaysay Award tahun 1962. Adil Poeradiredja saudara lainnya menjadi politikus dan Perdana Menteri Negara Pasundan pro-republiken. Sedari remaja Emma sudah akt

Komunikasi Sebagai Penunjang Proses Belajar Mengajar

 


Sungguh sangat ironis sekali pengajaran yang kita lakukan pada kehidupan kita sehari hari mempunyai suatu cita-cita yang sangat idealis sekali yaitu mewujudkan manusia seutuhnya baik jiwa maupun raganya tetapi apabila kita melihat lebih jauh kenyataan yang terjadi di realitas sering kali kita lihat bahwa sebagian besar pengajaran yang dilakukan disekolah-sekolah maupun suatu institusi yang mengatas namakan pendidikan baik yang berasal dari tingkat dasar sampai tingkat atas bahkan perguruan tinggi diberikan secara klasikal dalam artian guru dalam hal ini sebagai seorang pengajar memberikan penjelasan kepada sejumlah peserta didiknya  secara lisan, apakah hanya hal tersebut dapat kita usahakan untuk mencapai tujuan mulia kita, ataukah ada penunjang lainnya?

Tentu saja semua yang terjadi dalam kehidupan ini pastilah ada penunjang lainnya yang terkadang menjadi hal yang sangat signifikan sekali guna mencapai satu tujuan tersebut. Oleh karena itu faktor yang dapat menunjang dalam keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan antara guru dan siswa untuk mencapai tujuannya salah satu aspek yang sering kita abaikan dan harus kita cermati adalah proses komunikasi yang terjadi didalamnya.

Memang secara klasikal pelajaran yang diberikan secara massal atau kepada kelompok massal sangat efektif untuk tujuan menyampaikan informasi dengan mengutarakannya sekali atau beberapa kali saja. Suatu masalah dapat sampai kepada banyak pendengar, tapi dalam aspek belajar mengajar terdapat lebih dari hanya satu aspek saja yang harus diperhitungkan, dan salah satu dari aspek belajar mengajar itu adalah komunikasi, seperti yang telah kita singgung diatas. Dan boleh kita katakan bahwa dengan proses komunikasi suatu proses belajar mengajar bisa kita ketahui sejauh mana keberhasilannya.

Model komunikasi dalam kelas merupakan salah satu model yang dipandang cukup  dengan menyajikan komponen-komponen komunikasi yang ada seperti halnya pengajar, peserta didik, media bahkan rumusan serta penafsiran dan hasil dari proses belajar tersebut. Dan yang menjadi inti permasalahannya adalah penganalisisan komponen model komunikasi dengan menggunakan paradigma atau pun gejala yang ada. Dan semoga dengan adanya penganalisisan komponen ini diharapkan dapat membawa manfaat baik bagi peserta didik, guru, maupun institusinya dan semoga dari model komuniksi ini bisa menerapkan terciptannya proses belajar mengajar yang baik dengan tujuan peningkatan mutu atau kualitas dan kuantitas pendidikan yang ada sekarang ini secara objektif.

Komunikasi secara sederhana dapat kita katakan sebagai suatu interaksi yang melibatkan dua korelasi interelasi antara dua orang atau lebih dalam rangka mewujudkan suatu tujuan yang akan di wujudkan bersama. Dalam suatu komunikasi interaksi yang terjadi didalamnya bisa bersifat pasif bahkan bisa bersifat aktif. Artinya komunikasi bersifat pasif yaitu bahwa proses interaksi yang terjadi antara komunikan dan komunikator hanya bersifat satu arah saja tanpa adanya suatu proses timbal balik di dalamnya, sedangkan proses komunikasi dapat kita katakan berlangsung aktif  apabila interaksi antara komunikator dan komunikan berlangsung secara dinamis menuju suatu pencapaian arah progresifitas.

Jadi dalam hal ini proses yang komunikasi berlangsung dalam dalam kegiatan belajar mengajar yang telah diobservasi  dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung antara pengajar dengan para peserta didik berlangsung secara aktif atau dua arah  secara timbal balik dimana proses komunikasi tersebut turun dari pihak pemegang sumber informasi dalam hal ini guru kepada pihak penerima informasi tersebut atau para mahasiswa yang berada dalam kegiatan kuliah tersebut yang berlangsung secara timbal balik.

Dan dalam hal ini berarti menandakan indikasi adanya suatu feedback communication antara pemegang otoritas atau guru dengan penerima informasi tersebut, proses komunikasi tersebut sesuai dengan salah satu model komunikasi yang bersifat dua arah yang merupakan salah satu pernyataan dari salah seorang ahli komunikasi, model tersebut yaitu  message - encoder/interpreter x decoder/interpreter.                               

Dengan pola komunikasi pembelajaran sederhana yang dapat diterapkan dikelas yang bersifat dua arah seperti ini diharapkan akan mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri dengan lebih baik sebab adanya evaliasi dari setiap kegiatan sehingga terjadi peningkatan kualitas yang terus bergerak kearah yang lebih baik.

Setiap komponen komunikasi diharapkan berperan aktif mulai dari Who-Say what-In which channel-To whom-With what effect. Who dalam artian tersebut sebagai Siapa yaitu pengajar yang memberikan materi perkuliahan (Say what) didalam proses belajar mengajar dalam kelas (In which channel) kepada para peserta didik yang mengikutinya (To whom) dengan hasil yang di inginkan oleh si pengajar tersebut (With what effect).


Dalam proses belajar mengajar tersebut (sejauh dalam pengamatan) hambatan yang sering terjadi yaitu apabila materi yang diberikan kepada peserta didik menjemukan dalam artian materi yang seharusnya tidak terlalu penting untuk disampaikan kepada peserta didik di sampaikan lagi sehingga dari segi efisiensi waktu menjadi berkurang dan mengakibatkan materi yang seharusnya tersampaikan kepada anak didik waktu tersebut menjadi berkurang juga. Sehingga dalam hal ini juga tanggung jawab moral pengajar di perlukan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab dia sebagai komponen penunjang keberhasilan lancarnya proses komunikasi dan pembelajaran yang dilaksanaan secara efektif.

Sejauh ini perkembangan ilmu pengetahuan berjalan secara terus menerus dan takkan pernah ada hentinya begitu pun manusia sebagai mahluk sosial yang takkan pernah usang-usangnya untuk berkomunikasi satu samainnya atau pun dengan dirinya sendiri sesuai dengan kata orang bijak yang berkat We can’nt not communicate yang dalam artian lain meunjukan bahwa kita tidak cuma  punya dan bisa berkata-kata tapi dengan duduknya  kita termangu sendirian pun kita bisa berkomunikasi dan bercakap dengan dunia kita sendiri.

Oleh karena hal tersebut maka proses komunikasi yang harus diterapkan dalam menunjang proses belajar mengajar yang dinamis serta ideal adalah model komunikasi yang menuntut adanya suatu proses interaksi tanggung jawab komunkasi dua arah Artinya bahwa model tersebut tidak hanya merupakan seonggok teori saja melainkan harus dibarengi dengan rasa iklas dan tanggungjawab dari berbagai komponen komunikasi untuk mewujudkan keberhasilan proses belajar mengajar secara efektif.

Guru  sebagai orang yang berperan utama dalam suatu kegiatan belajar mengajar haruslah mampu mengantarkan siswa dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan.disamping itu sebagai petugas professional sang guru dituntut untuk bekerja berlandaskan pada landasan konseptual dan teoritis secara mahir.

Dan dalam hal ini seorang guru juga dituntut secara tidak langsung dapat berinteraksi dengan baik dengan para peserta didiknya dalam rangka mewujudkan PBM yang ideal, dimana dalam kegiatan tersebut PBM berlangsung secara dua arah antara guru dan murid tidak bersifat satu arah saja, hal tersebut dianggap wajar karena kita sebagai manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi.

Maka jika dilihat dari kacamata komponen dan model yang terkait dalam interaksi belajar mengajar dikelas, dapat diamati apakah dalam PBM tersebut proses komunikasinya berjalan baik atau tidak.

______

Foto Ilustrasi Pixabay.

Komentar