Emma Poeradiredja, Tokoh Sumpah Pemuda Penyaksi Tiga Zaman

Emma Poeradiredja diantara keluarga besarnya di Bandung. P erempuan adalah darah dan nyawa sebuah peradaban bukanlah hal yang berlebihan. Adalah Emma Poeradiredja sosok wanoja asal Tanah Pasundan yang turut menjadi pelaku dan saksi berdirinya republik Indonesia dalam tiga babakan zaman ; revolusi, rezim Sukarno, hingga Suharto. Lahir dan besar dalam keluarga priyayi tidak serta merta menjadikannya sosok manja dan menerima segala keistimewaan kelas menengah feodal di zamannya. Sebagai salah editor Balai Pustaka dan Redaktur Kepala untuk bahasa Sunda pada Pustaka Rakyat, sang ayah Raden Kardata Poeradiredja dengan istri  Nyi Raden Siti Djariah  membesarkan Emma beserta saudaranya dalam lingkungan yang memprioritaskan pendidikan. Tak heran saudara Emma seperti Haley Koesna Poerairedja menyabet Community Leader dari The Ramon Magsaysay Award tahun 1962. Adil Poeradiredja saudara lainnya menjadi politikus dan Perdana Menteri Negara Pasundan pro-republiken. Sedari remaja Emma sudah akt

Slipknot Badut Ugal-ugalan



Badut selalu diasosiasikan dengan keluguan, kelucuan, dan sebagai bunga dalam sebuah pesta ulang tahun. Terutama bagi anak usia produktif sekolah yang masih dalam pengawasan orang tua. Tetapi ada satu pasukan badut di dunia ini yang bisa bikin pekak gendang telingga tetangga sebelah, segerombolan badut dari kawasan Des Moines, Iowa, di Amerika yang siap menghantar pesta ulang anak Anda kelak menjadi mimpi terburuknya. Slipknot si badut metal.

Para pendengar dan pengemar musik super hard rock atau metal pada umumnya mungkin sudah hapal betul bagaimana tingkah laku sembilan anggota kelompok musik yang sudah berdiri sejak pertengahan 90-an ini. Mereka hanya bisa dikenali melalui barcode dan sebuah nomer di kostum panggungnya sebagai identitas resmi, dan tentunya selalu dihiasi topeng tema berdarah-darah dan tema kematian yang jauh dari kesan lucu sama sekali.

Maka tak heran pada awal kemunculannya kelompok musik dengan totalitas nan agresif yang di gawangi Corey Taylor (juga frontman pada kelompok Stone Sour) ini mendapat perhatian penuh jamaah musik dunia.  Demikian halnya dengan permainan tendangan pedal hiper ciri khas Joey Jordison yang baru lalu dinobatkan sebagai The Greatest Drummer of the Last 25 Years versi poling pembaca majalah Rhythm dengan persentase 37 persen dari seluruh drummer kelas dunia menyisihkan posisi yang selama ini dipegang Mike Portnoy (eks Dream Theater) dan Gavin Harisson (Porcupine Tree).

"Penghargaan ini lebih besar ketimbang sebuah Grammy bagi saya! Anda membuat saya untuk terus hidup, saya tidak dapat mengucapkan terimakasih kepada Anda semua dengan cukup. Untuk seluruh karyawan Rhythm, terimakasih, Anda semua hebat! Terimakasih untuk keluarga saya, teman-teman, dan seluruh drummer hebat yang berteman dengan saya, tanpa mereka saya tidak akan berada disini dan yang terakhir untuk semua saudara saya di Slipknot! Terimakasih semua!" ucap Joey yang juga digemari musisi lokal seperti Purgatory dari Indonesia mengomentari prestasinya tersebut kepada musicradar.

Di laman situs resminya, slipknot1, mereka baru-baru ini melansir sebuah dokumentasi dalam format DVD bertitle (sic)nesses yang berisi seluruh paket penampilan panggung selama mereka berkiprah di festival Download tahun 2009 dihadapan 80,000 ribu penonton. Sebagai tambahan ada film dokumenter Audible Visions of (sic)nesses berdurasi 45 menit tentang seluruh aktifitas mereka, plus ribuan bonus kejutan didalamnya. Dvd ini tersedia dalam dua versi, dua DVD standar dan edisi box set terbatas, dimana dalam edisi box set tidak hanya berisi dua buah dvd standar tetapi satu set 9 litografi, kaos, dan kejutan yang bisa didapat langsung di toko musik kesayangan atau pembelian online melalui perusahaan resminya, Roadrunner.

Well, rasanya kita tak perlu menunggu badut ugal-ugalan satu ini datang di pesta pernikahan atau ulang tahun keponakan kita.

 

Formasi dan peran masing-masing personil : (#8) Corey Taylor – vocal, (#7) Mick Thomson – gitar, (#6) Shawn "Clown" Crahan – custom percussion, vokal latar, (#5) Craig "133" Jones – samples, media, (#4) Jim Root–gitar, (#3) Chris Fehn – custom percussion, vokal latar, (#2) Paul Gray – bass, vokal latar, (#1) Joey Jordison – drum, perkusi, (#0) Sid Wilson – turntables.

 

Komentar