Emma Poeradiredja, Tokoh Sumpah Pemuda Penyaksi Tiga Zaman

Emma Poeradiredja diantara keluarga besarnya di Bandung. P erempuan adalah darah dan nyawa sebuah peradaban bukanlah hal yang berlebihan. Adalah Emma Poeradiredja sosok wanoja asal Tanah Pasundan yang turut menjadi pelaku dan saksi berdirinya republik Indonesia dalam tiga babakan zaman ; revolusi, rezim Sukarno, hingga Suharto. Lahir dan besar dalam keluarga priyayi tidak serta merta menjadikannya sosok manja dan menerima segala keistimewaan kelas menengah feodal di zamannya. Sebagai salah editor Balai Pustaka dan Redaktur Kepala untuk bahasa Sunda pada Pustaka Rakyat, sang ayah Raden Kardata Poeradiredja dengan istri  Nyi Raden Siti Djariah  membesarkan Emma beserta saudaranya dalam lingkungan yang memprioritaskan pendidikan. Tak heran saudara Emma seperti Haley Koesna Poerairedja menyabet Community Leader dari The Ramon Magsaysay Award tahun 1962. Adil Poeradiredja saudara lainnya menjadi politikus dan Perdana Menteri Negara Pasundan pro-republiken. Sedari remaja Emma sudah akt

Membidik Analisa Untuk Perusahaan Masa Depan



“Segala sesuatu mempunyai pola dan pakem, ada koridor baku untuk memahami laku. Mengenali esensi muara tujuan dimana akan berlabuh. ”


Komunikasi sangatlah tidaklah sirkuler dan beraneka ragam. Dalam forma komunikasi persona dan kelompok bentuk komunikasi ini saling bersinggungan. Kita tilik bentuk perusahaan sebagai representasi dari konvergensi bentuk komunikasi diatas. Sebuah lembaga tentunya memiliki sistem, struktur, hirarki, dan analisa tata kerja yang disepakat konvensi para pemegang saham demi tercapainya kemajuan di masa yang akan datang.

Maka dari itu dalam memimpin sebuah perusahaan, seseorang yang diberikan amanah dengan tanggungjawab serta kewajiban harus dengan cermat analisa dan cerdik pandai dalam mengomandoi laju kapal perusahaan tersebut di proyeksi lintas waktu ke depan. Analisa visioner adalah salah satu kapabilitas yang wajib menjadi sikap. Tambahan misi mengembangkan produktifitas sumberdaya yang menjadi energinya adalah nilai plus.

Sebut saja perusahaan dengan kekuatan analisa visi dan misi tersebut adalah mereka yang berada dalam nahkoda kapal seorang kapten. Sebagai pemegang kebijakan kapten bertugas membawa seluruh awak yang berada dalam buritannya tersebut, dengan analisa dari anak buah kapal ketika akan mencapai tujuan tertentu. Ketika kapten kapal memutuskan akan mengarahkan laju ke pulau A, maka disekelilingnya awak kapal siap siaga dengan analisa tepat-cepat yang berada di lapangan.

Busur derajat, cuaca, titik koordinat, waktu tempuh, dan lainnya adalah salah satu instrumen analisa yang melengkapi persiapan perjalanan nahkoda kapal supaya sigap dan tangkas menghadapi probabilitas beragam hal yang mungkin bisa menganggu misi sang kapten dan anak buah kapal. Hal ini disiapkan untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang akan dihadapi ditengah lautan alam, seperti perompak sebagai ancaman eksternal sesama pelaut misalnya. Atau bentuk kelalaian dari human error awak kapal yang sesegera mungkin harus diminimalisir..

Ini hanyalah deskripsi kecil tentang siklus peranan seorang pemimpin dan anak buahnya dalam sebuah kelompok pelaut yang akan berselancar mencapai tujuan. Harus ada analisa dan perencanaan strategis biar semua berjalan efektif pun efisien. Dalam konteks perusahaan sebagai bentuk modern komunikasi kelompok maka analisa kerangka kekuatan dan kelemahan harus mendapat tinjauan serius. Begitu juga dengan peluang dan ancaman yang pula harus disiapkan sebagai solusi merancang strategi yang lebih baik. Tak pula internal ataupun eksternal sifatnya.

Perusahaan sebagai organisasi memerlukan hal diatas. Dalam merencakan dan menjalankan sebuah projek, tim inti pemegang kebijakan dan sumberdaya manusia yang energik diperlukan sebagai bahan bakar analisa. Diskusi kelompok terfokus adalah salah satu lokomotif untuk mendedah analisa terperinci. Dari sisi internal, kemukakanlah pertanyaan-pertanyaan,  dijelaskan, dan disepakati, mulailah dengan brainstorming gagasan, dan kemudian setelah itu dipertajam dan diperjelas dalam diskusi untuk menuju tahap pengambilan keputusan dan eksekusi lapangan.

Diskusi dan putar otak pada waktunya memang sangat diperlukan untuk mengasah ketajaman analisa dan untuk menguji sampai sejauh mana hal tersebuh dalam meningkatkan perkembangan bersama. Sebagai entitas dari sebuah perusahaan, ada beberapa hal yang memang harus diperhatikan. Pertama, analisa mengenai perkiraan kapasitas internal dapat dipakai untuk membantu mengidentifikasi dimana posisi sebuah proyek atau organisasi perusahaan Anda saat ini.

Artinya dengan mengukur kapabilitas sumberdaya tersebut maka energi dapat segera dimanfaatkan dalam menangani sebuah misi yang belum juga dapat diselesaikan. Sebagai salah satu jalan akhir, sumberdaya manusia yang diperlukan sebagai eksekutor pun adalah mereka yang dinilai mumpuni. Dengan melakukan hal ini kita dapat mengidentifikasi dimana dan kapan sumberdaya baru, keterampilan atau mitra baru akan dibutuhkan.

Analisa kekuatan ke dalam atau sifatnya sinergitas internal adalah salah satu pion penting dalam memainkan biduk catur pengembangan perusahaan. Mengali potensi sumberdaya manusia berdasarkan skala adalah salah satu kiat untuk memetakan kekuatan dan porsi-porsi tanggungjawab. Dalam perusahaan ini merupakan salah satu hal krusial, menempatkan sumberdaya pada pos dan kapabilitas yang tepat, sehingga eksekusi lapangan akan tepat sasaran pula. Analisa orientasi ke dalam bottom up dan topdown adalah upaya untuk mengevaluasi proses yang telah dijalankan pion, patih, kuda, benteng, ratu dan raja dalam skema catur perusahaan tersebut. Buatlah diskusi internal pada tahapan yang telah disebutkan diatas.

Analisa top down adalah bagaimana ukuran keberhasilan sebuah kebijakan dalam perusahaan yang dipimpin Anda semisal sebagai eksekutif perusahaan berlaku efektif. Baik itu berupa skala analisa income profit dan pengembangan modal sosial perusahaan dalam berjejaring atau juga menguatkan eskalasi modal sosial relasional antar lembaga untuk orientasi ke depan. Tahapan awal untuk analisa ini ada misalnya pada rapat-rapat pemegang saham dan kebijakan perusahaan pada top level manajemen. Sejauh mana sinergitas yang terjadi terhadap kebijakan yang dikeluarkan masing-masing divisi dapat berlaku efektif dalam equilibrium neraca perusahaan.

Analisa bottom-up adalah yang paling penting. Tanpa energi dan kerjasama positif dari sumberdaya karyawan maka perusahaan dengan konsep ideal pun tidak akan menjadi besar. Menghargai tenaga dan kerja para sumberdaya setiap divisi ini adalah bagaimana perusahaan dengan para pemegang kebijakan melakukan treatment yang humanis. Kompensasi tidak hanya merupakan materi belaka, promosi jabatan dan jenjang karir itu bisa juga berlaku sekunder.

Treatment dan komunikasi dialogis mengenai bagaimana memposisikan garda terdepan perusahaan sebagai asset berharga. Analisa dialogis struktural yang setara akan mengurangi tingkat kesenjangan sosial yang bisa menghambat produktifitas perusahaan, oleh karena itu mendengar input dan analisa penelitian mendalam tentang kelemahan dan kekurangan sistem-kerja dari garda sumberdaya ini merupakan modal informasi sama berharganya dalam rangka menyiapkan analisa taktik dan strategi perusahaan menjadi lebih baik.

Proses-proses tersebut merupakan analisa peluang perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja dan produktifitas. Unsur-unsur analisa relasional struktural dan fungsional harus ditempatkan pada terma-terma khusus ketika jam profesionalitas kerja sedang dijalankan. Lalu sisi proksimitas antar divisi dan strata tanggungjawab dapat dileburkan melalui proses-proses peningkatan kerjasama dan alur rotasi promosi yang sirkuler, misalnya. Bisa juga ditambah dengan pola-pola treatment pelatihan peningkatan psikologi kelompok. Tentang bagaimana caranya proses membuka diri karyawan yang mempunyai talenta dan potensi peningkatan kualtas profesionalisme yang nantinya berujung pada produktifitas input terhadap divisi yang menjadi tanggungjawabnya.

Pendidikan adaptasional dari sumberdaya yang memulai karirnya sebagai entry level dari sebuah perusahaan dapat dilakukan. Dengan kerangka teoris yang sepadan dan telah ditempuhnya, sumberdaya tenaga kerja tersebut layaknya tabula rasa yang siap ditempa sesuai dengan proyeksi dan target sebuah perusahaan. Ketika memulai fase dalam kurun waktu tertentu, karyawan tersebut dapat dinilai dan dimutahirkan stimulus profesionalisme tanggungjawabnya dengan beragam pelatihan internal yang diselenggarakan perusahaan tersebut semisal dengan metoda seperti outbound yang menstimulasi psikologi berkelompok, atau peningkatan program motivasi yang bersifat individual dari pakar-pakar pengembangan potensi diri.

Bonus materil dan jenjang promosi adalah forma lain yang sifatnya opsional untuk menilai sejauh mana kapabilitas dan kredibilitas individu ketika menangani cakupan tanggungjawab kelompok dalam kebijakannya. Dari paparan analisa diatas maka idealnya sinergitas direksi perusahaan dengan sumberdaya yang menjadi tenaganya adalah sebuah kewajiban, perusahaan sebagai lokomotif untuk asset beragam sumberdayanya demi meningkatkan kualitas dan profesionalisme, maka ketika proses segala sesuatu mempunyai pola dan pakem, ada koridor bagi setiap individu baku untuk memahami laku dan peranannya dalam lingkup kelompok. Semakin baik meningkatkan keterlibatan dalam peningkatan mutu kerja dalam sebuah perusahaan walhasil mengenali esensi muara tujuan dimana akan berlabuh akan sangat mudah dipetakan.

 _____

Foto ilustrasi Pixabay.

Komentar