Emma Poeradiredja, Tokoh Sumpah Pemuda Penyaksi Tiga Zaman

Emma Poeradiredja diantara keluarga besarnya di Bandung. P erempuan adalah darah dan nyawa sebuah peradaban bukanlah hal yang berlebihan. Adalah Emma Poeradiredja sosok wanoja asal Tanah Pasundan yang turut menjadi pelaku dan saksi berdirinya republik Indonesia dalam tiga babakan zaman ; revolusi, rezim Sukarno, hingga Suharto. Lahir dan besar dalam keluarga priyayi tidak serta merta menjadikannya sosok manja dan menerima segala keistimewaan kelas menengah feodal di zamannya. Sebagai salah editor Balai Pustaka dan Redaktur Kepala untuk bahasa Sunda pada Pustaka Rakyat, sang ayah Raden Kardata Poeradiredja dengan istri  Nyi Raden Siti Djariah  membesarkan Emma beserta saudaranya dalam lingkungan yang memprioritaskan pendidikan. Tak heran saudara Emma seperti Haley Koesna Poerairedja menyabet Community Leader dari The Ramon Magsaysay Award tahun 1962. Adil Poeradiredja saudara lainnya menjadi politikus dan Perdana Menteri Negara Pasundan pro-republiken. Sedari remaja Emma sudah akt

Emo Punk: Fashion, Kultur, dan Tata Nilai


Sekilas penampilan mereka nampak selaras menyesuaikan perkembangan zamannya. Rambut tersisir rapi ke sebelah sisi, gaya rambut depan agak diperpanjang ketimbang rambut belakang yang sedikit pendek dan rapih. Ada yang merajah tubuhnya dengan motif penuh misteri, motif tengkorak bercorak bunga, dan kalimat-kalimat ambigu dibagian tertentu dalam tubuhnya, semisal, "Fallin from grace under the big bright faded blue sky," yang ditulis dengan tipografi atau jenis huruf aksara bersambung semacam Bickham Script Pro Semi Bold.

Di pertunjukan atau acara musik mereka selalu terlihat akrab dengan penggemarnya yang kebanyakan lawan jenis. Dengan sepatu ramping, t-shirt, kemeja, dan celana kesayangan juga disesuaikan dengan lekuk tubuh. Mereka rata-rata merawat tubuhnya sehingga lebih atletis dan enak dilihat secara kasat mata. Tak heran pendengar musik yang menamakan dirinya kaum underground mencibir eksistensi mereka ditengah gelora suara anti kemapanan dan gaya hidup anti kapitalis. Mereka menyeragamkan dan menyebutnya sebagai kaum emo, yang menurut persepsi mereka kadang berotot, harum, tapi membius dengan pesan lirik sentimentil. Begitu juga dengan kaum Kartininya yang dianggap hanya mementingkan unsur fashion yang pekat dengan ragam hidup konsumeristis saja tanpa ada kontribusi terhadap perkembangan komunitas dan sekeliling pada umumnya.

Genre emo sendiri merupakan salah satu bentuk ekspresi lain dari musik rock yang dikarakterkan dengan musikalitas yang melodius dan sangat ekspresif, terkadang berupa pesan-pesan curahan hati. Dirunut dari muasalnya genre ini berasal dari pergerakan hardcore punk di Washington DC, Amerika Serikat. Secara gramatikal atau kaidah kebahasaan emo merupakan singkatan dari emotional hardcore atau dikenal juga emocore yang dipelopori oleh kelompok musik seperti Rites os Spring dan Embrace.

Perkembangan kontemporer genre ini digaungkan oleh band punk dari Amerika, dimana arti dan makna dari emo itu sendiri selalu berubah-ubah, tergantung latar belakang dari seniman dan kelompok musik itu. Bisa dicampurkan dengan unsur punk sehingga menghasilkan band emo punk yang politis namun sangat prosaik penuh dengan gugatan politis yang sastrawi tanpa perlu rambut mohawk seperti punkers pada umumnya. Atau menjelma dengan sentuhan pop punk dan indie rock yang menghasilkan kelompok musik seperti Jawbreaker, dan Sunny day Real Estate pada era 90-an. Di pertengahan era dekade ini sejumlah aksi band emo mengemuka dari wilayah sekitar Barat Tengah Amerika begitu juga dengan perusahaan rekaman bergaya indie.

Sekitar era tahun 2000-an genre emo dengan jenis lainnya seperti emo punk, pop punk, atau indie rock semakin dikenal dengan kehadiran peraih platinum seperti kelompok kenamaan Jimmy Eat World dan Dashboard Confessional yang juga melahirkan bentuk kreatifitas baru dengan adanya subgenre seperti screamo dengan vocal penuh dengan emosi dan teriakan menjadi lebih mantap.

Tahun-tahun kemudian terminologi emo dengan subgenrenya seperti emo punk  atau screamo ditempelkan oleh kritikus, pemerhati musik, dan jurnalis keberagam musisi termasuk peraih multiplatinum seperti Fall Out Boy, My Chemical Romance, Coheed and Cambria, atau Panic at the Disco.

Kehadiran musik emo seringkali digeneralisasikan untuk menandai hubungan tertentu antara pengemar dan musisinya, dan sering dikaitkan dengan unsur seperti fashion, kultur, dan tata nilai perilaku tertentu.

Komentar